Ambon,Tajukmaluku.com-Jumlah pengangguran terbuka produktif di Maluku saat ini menyentuh angka 6 % ekuivelan dengan 60.000 orang, angka ini berpotensi bertambah dan puncaknya di 2030.
Fenomena puncak pengangguran produktif di 2030 merupakan bonus demografi negatif, yang kiranya perlu diperhatikan secara bijaksana oleh Pemerintah Provinsi Maluku. Apalagi pada lima tahun ke depan, industri migas di Blok Masela mulai beroperasi.
Salah satu pegiat sosial Maluku, Joe Noya mengingatkan Pemerintah Provinsi Maluku, soal tantangan yang akan dihadapi Maluku ke depan, dimana ada peluang yang dapat menarik banyak tenaga kerja di Blok Masela tapi kalau tak didukung dengan skill anak-anak Maluku yang mumpuni peluang ini akan diisi para pencari kerja dari daerah lain. Jika ini terjadi, bahaya akan menyelimuti dinamika sosial masyarakat Maluku yang mudah dieksplorasi untuk kepentingan tertentu.
“Situasi ini, dengan tingginya angka pengangguran produktif yang terus bertambah dan sempitnya lapangan pekerjaan bagi generasi Maluku akan memperparah keadaan dan dapat berujung caos kalau tak diantisipasi sejak dini,” beber Noya.
Menurut Noya, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Maluku mesti memikirkan dampak-dampak yang akan timbul dari industri Gas Blok Masela dan mulai membenahi sektor-sektor yang penting berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja untuk mendukung industri gas di Blok Masela.
“Misalnya, di sektor pendidikan. Ada 300 sertifikasi kompetensi standar migas yang perlu di raih dan disesuaikan dengan kebutuhan Proyek Mega Industri Blok Masela. Apakah ini jadi evaluasi pemerintah atukah tidak, apakah anak-anak Maluku telah siap,? Jangan sampai kuotanya diisi oleh bukan putra daerah,” singgung Noya.
Selain itu, Joe Noya juga mengupas peluang-peluang penyedia jasa lokal untuk ikut berpatisipasi dalam proyek dasar pasilitas Blok Masela. Dimana sesuai dengan time scedulle pembangunan infrastruktur dasar, telah dimulai Agustus tahun ini dan finishing akan ada di Januari 2026.
“Open Tender Barang dan Jasa akan di lakukan Februari 2026 – July 2026. Pada Agustus 2026 akan dilakukan pra proyek, proces rekruitmen man power, land development, pra konstruksi, EPC konstruksi kilang LNG, terminal LNG, CCS utility, sporting fasilitas di Desa Larmatang, serta Instalasi FPSO, stories floating terminal di lokasi offshore. Ini semua punya multyflayer efek positif kalau peluang ini diambil,” ungkapnya. Bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan cukup besar.
“Mega Proyek Industri Migas Blok Masela membutuhkan 10.000 man power untuk bidang sporting hospitality, teknikal sporting, hilir dan hulu energie. Apakah SDM kita sudah siap?” tandasnya.*(01-F)