Namrole,Tajukmaluku.com-Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I., meminta agar program bimbingan manasik haji menerapkan konsep kurikulum cinta. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pentingnya menjaga harmoni perbedaan, kerukunan, dan cinta kemanusiaan untuk sesama sejak dini kepada jemaah calon haji.
Penegasan ini disampaikan Ka.Kanwil H. Yamin sebelum membuka kegiatan bimbingan manasik haji sebagai program penyiapan jemaah calon haji menjelang keberangkatan ke tanah suci di Kota Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, Senin (28/4/2025).
“Toleransi sejati bukan menyatukan yang berbeda atau memaksa kesamaan, tetapi membangun penghormatan dan cinta di antara perbedaan,” ujar Ka.Kanwil H. Yamin.
“Makin berhasil kita mengelola keberagamaan, akan memberikan kontribusi besar pada citra Indonesia kepada dunia luar,” tambahnya.
Dirinya menyoroti tantangan dalam membangun harmoni antar umat beragama di tengah situasi yang tidak menentu ini.
“Kurikulum cinta kemanusiaan bertujuan untuk membentuk para Tamu Allah SWT yang memiliki pemahaman agama tanpa disusupi ajaran kebencian,” ujar Ka.Kanwil.
Dengan demikian, kata H. Yamin, konsep ini dapat menghadirkan kemaslahatan bersama sebagai wujud Islam rahmatan lil alamin (Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam).
Selain itu, Ka.Kanwil menyinggung beberapa kewajiban pemerintah terhadap jemaah haji dan hak yang harus diterima jemaah. “Adapun kewajiban pemerintah terhadap jemaah haji diantaranya, memberikan pembinaan (manasik dan bimbingan ibadah, perjalanan, dan kesehatan), memberikan pelayanan (administrasi, akomodasi, transportasi, dan konsumsi), serta memberikan perlindungan (kesehatan, asuransi, dan keamanan),” jelasnya.
Sementara perlindungan jemaah disebutkan Ka.Kanwil yakni, memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan di tanah air, perjalanan di Arab Saudi, memperoleh paspor, visa haji dan identitas diri lainnya, serta mendapatkan standar kelayakan dan kenyamanan dalam pelayanan haji.
“Jemaah haji perlu diberikan bimbingan yang merupakan usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Ini karena jemaah memiliki perbedaan strata sosial, usia, pengetahuan, keinginan, atau selera, kondisi kesehatan, suku atau budaya, bahasa, pola atau gaya hidup, karakter, perspektif, motivasi, dan sebagainya,” tandasnya
Kegiatan bimbingan manasik haji ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Buru Selatan Hadi Longa, Anggota DPRD Buru Selatan, dan 48 jemaah calon haji Bursel.