Ambon,TajukMaluku.com –Ketua DPD GASMEN Maluku (Gerakan Sahabat Komendan), M. Abd. Rifqi Derlen menyerukan pentingnya persatuan dan kesadaran historis dalam menghadapi konflik yang terjadi pada 11 Januari 2025. Konflik antar dua kelompok pemuda yang diduga berlatar belakang SARA ini sangat disayangkan, mengingat Maluku pernah dilanda tragedi serupa di masa lalu.
“Mari kita belajar dari konflik berdarah tahun 1999 yang menghilangkan banyak hal berharga dari kehidupan kita. Jika kita benar-benar memahami geneologi historis Maluku, tentu kita tidak ingin mengulang luka yang sama,” tegasnya.
Ia mengingatkan masyarakat Maluku, khususnya pemuda Kota Ambon, tentang dua kapata yang menjadi identitas kuat kemalukuan: “Potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa.” Nilai-nilai ini, harus terus dijunjung sebagai simbol persaudaraan sejati dalam bingkai Pela Gandong.
“Perbedaan adalah keniscayaan. Meski tak seiman, kita satu dalam kemanusiaan. Semua agama mengajarkan kasih sayang dan persaudaraan,” ujar Derlen dalam keterangannya kepada media ini. Senin,(15/01/2024)
Derlen mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh opini yang dapat memperkeruh suasana. Ia menegaskan bahwa menjaga perdamaian adalah tanggung jawab bersama, sementara upaya penyelesaian konflik dipercayakan kepada pihak keamanan.
Mari kita baku sayang, baku jaga. Perpecahan bukanlah jalan kita. Tetaplah bersatu karena kita semua adalah bagian dari Maluku yang damai,” Salam Maluku Damai. Pungkasnya. *Redaksi