Ambon,Tajukmaluku.com-Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Maluku, Umar Rumakefing, menyampaikankan kritikannya kepada Said Assagaf, mantan Gubernur Maluku, yang kini mengemban peran sebagai Ketua Tim Pemenangan pasangan calon gubernur nomor urut 3 Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath. Menurut Umar, langkah ini menunjukkan “penurunan kelas” bagi seorang figur publik yang pernah dipercaya sebagai pemimpin tertinggi di Maluku.
Umar menegaskan, dalam sejarah perpolitikan demokrasi Indonesia, jarang ditemui seorang mantan kepala daerah turun menjadi ketua tim pemenangan. “Ketika seorang mantan gubernur justru menjadi ketua tim kampanye, itu bukan hanya langkah yang aneh, tapi juga penurunan kelas secara politik,” jelas Umar. “Tindakan ini dapat menegaskan bahwa Said Assagaf tidak memiliki jalan politik lain yang lebih bermartabat.”
Sebagai sandaran bahwa pemimpin sejati seharusnya menjaga posisi dan martabat mereka pasca-masa jabatan, bukan malah “turun kelas” demi memenangkan kandidat lain yang belum tentu memiliki visi jelas untuk memajukan Maluku.*Tegas,Umar.
Spekulasi berkembang bahwa langkah Said Assagaf ini bisa dipicu oleh kekalahannya pada Pilkada 2018 lalu dari Murad Ismail, yang kini mencalonkan diri untuk periode kedua. Umar mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Said Assagaf mungkin didorong oleh motivasi personal, yakni “membalaskan kekalahan” terhadap Murad dengan mendukung rival politiknya. “Jika benar ini adalah bentuk balas dendam politik, maka publik harus bertanya: Apakah agenda ini demi kepentingan rakyat atau sekadar menyalurkan kepentingan pribadi?” tambah Umar.
Lebih lanjut, Umar menilai bahwa mantan gubernur semestinya mampu memberi teladan yang baik bagi masyarakat dan para politikus muda. “Said Assagaf adalah tokoh senior yang pernah memimpin Maluku. Sebagai mantan gubernur, ia seharusnya menunjukkan sikap yang bijaksana.
Menurutnya, sikap Said Assagaf justru memperlihatkan ketidakmampuannya untuk bersikap objektif sebagai mantan pemimpin. “Kami berharap Said Assagaf introspeksi diri. Jangan sampai karier politik yang semestinya bisa dihormati malah dinodai oleh aksi-aksi yang terkesan emosional dan tidak berpihak pada kepentingan rakyat Maluku,” kata Umar.
Umar mengajak masyarakat Maluku untuk lebih kritis terhadap pilihan-pilihan politik figur senior seperti Said Assagaf. “Jangan sampai masyarakat Maluku tertipu oleh kepentingan pribadi yang mengatasnamakan perubahan. Publik harus lebih sadar bahwa pemimpin sejati tidak akan menurunkan martabatnya demi meraih ambisi pribadi,” pungkas Umar.
SEMMI Maluku berharap masyarakat Maluku lebih jeli dan bijak dalam menentukan pilihan politik. Penting bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki dedikasi dan integritas tanpa dipengaruhi oleh masa lalu dan konflik pribadi.*Redaksi