back to top

IMM Maluku Kritik Pembangunan Bursel Era Tagop dan Safitri Malik Soulisa

Published:

Ambon, Tajukmaluku.com– Dewan Pengurus Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Maluku (DPD-IMM) berharap ada perubahan yang signifikan yang akan terjadi pasca terpilih pemimpin baru di Kabupaten Buru Selatan (Bursel) Maluku.

Ketua DPD IMM Maluku, Bidang Politik dan Kebijakan Publik, M Saleh Souwakil menilai, Buru Selatan sejak mekar pada belasan tahun lalu hingga kini belum ada perubahan yang cukup berdampak ke masyarakat.

Beberapa hal yang menjadi sorotannya termasuk antara lain dari sektor pembangunan infrastruktur, pendidikan, ekonomi dan lain-lain yang ia nilai belum dirasakan dengan baik oleh masyarakat Bursel secara keseluruhan.

“Maka pada momentum Pilkada 27 November mendatang adalah momentum yang tepat untuk masyarakat memilih dan menentukan perubahan yang baik di kabupaten ini,” kata Saleh dalam keterangannya, Kamis (12/8/2024).

“Dilihat dari pusat ibu kota Namrole, yang  pembangunannya belum maksimal alias masih stagnan. Belum lagi di tingkat Kecamatan, dan semua Jalan Lingkar di beberapa Kecamatan masih terbengkalai,” sambung dia.

Akibatnya, lanjut dia, imbas pembangunan yang kurang memadai ini berdampak pada laju perputaran perekonomian di Buru Selatan yang sangat lambat dan tidak mengalami perubahan sedikitpun pada masa pemerintahan Safitri Malik Soulisa (SMS).

Terlebih lagi, masalah keterlambatan transportasi laut yang cukup meresahkan masyarakat Buru Selatan. Sehingga kami berharap dalam momentum Pilkada serentak 2024 pemilihan Bupati dan wakil Bupati Buru Selatan.

“Oleh sebab itu, masyarakat dapat menyalurkan hak pilihnya pada calon pemimpin yang bisa membawa perubahan di daerah yang bertajuk “Lolik Lalen Fedak Fena” ini,” jelasnya.

Disamping itu, pria karib disapa Bung Souwakil ini mengajak seluruh masyarakat agar terbuka dan mau menyadari sejarah kepemimpinan buru selatan sebelumnya.

“Mari kita belajar dari sejarah sebelumnya, hampir sudah empat (4) kali pergantian Bupati dan wakil Bupati. Tetapi Buru Selatan belum mengalami kemajuan yang signifikan ataupun merata. Bursel mempunyai enam Kecamatan, itu belum maksimal dibangun oleh Tagop Sudarsono Soulisa (TSS) hingga istrinya Safitri Malik Soulisa (SMS),” tuturnya.

Menurutnya, Safitri Malik Soulisa (SMS) hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Lebih dari itu, lanjut Souwakil, cara kepemimpinan SMS hanya untuk memuluskan syahwat politik, karena ingin berkuasa pada periode berikutnya.

“Kabupaten Bursel, mempunyai enam Kecamatan dan 81 desa. Tetapi bupati SMS gagal total membangun daerah itu. SMS hanya mengutamakan kepentingan politiknya tanpa memperdulikan daerah yang dipimpinnya selama satu periode itu,” tegasnya.*** Rl

Related articles

spot_img

Recent articles

spot_img