Jakarta,Tajukmaluku.com-Cataleya Nuraisha Tehupelasury, pemain sepak bola muda di klub FC Hedel Belanda menyambangi Ikhsan Tualeka, Eksekutif Komite NOA Indonesia.
Dalam pertemuan yang penuh keakraban, Cataleya menyampaikan langsung cita-citanya.
Yakni keyakinan menuju impian besar membela Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Putri Indonesia.
“Saya bangga punya darah Maluku dan Indonesia. Suatu saat, saya ingin bermain untuk Timnas Putri Indonesia dan membawa nama Indonesia ke pentas dunia,” kata Cataleya dengan penuh semangat.
Pertemuan Cataleya dengan Ikhsan Tualeka di NOA Indonesia itu pun menambah motivasinya.
Bagi Ikhsan, Cataleya adalah contoh positif dari generasi muda diaspora.
“Bertemu Cataleya memberi optimisme. Anak muda diaspora yang punya semangat kembali dan berkontribusi untuk tanah air adalah aset berharga. Jika bakatnya terus diasah, bukan mustahil suatu hari kita melihat Cataleya berseragam Merah Putih,” ujar Ikhsan kepada Tajukmaluku.com, Selasa (12/8/2025).
Selain memberi apresiasi, Ikhsan juga menjelaskan peluang dan jalur yang dapat ditempuh pemain muda diaspora untuk masuk ke sistem pembinaan PSSI dan Timnas.
Disinggung soal prestasi akademik Cataleya yang mengimbangi olahraga, di luar lapangan, Cataleya disebut juga menorehkan prestasi akademik.
Bulan ini, ia mulai bersekolah di Dr. Moller College pada level VWO (Voorbereidend Wetenschappelijk Onderwijs) — jalur pendidikan enam tahun yang mempersiapkan siswa masuk ke universitas.
Menggabungkan komitmen untuk olahraga dan pendidikan bukan hal mudah, tetapi Cataleya menjalaninya dengan disiplin dan manajemen waktu yang baik.
Bagi keluarganya, kombinasi ini penting. Ayahnya, Dadé Tehupelasury, generasi kedua Maluku di Belanda, percaya bahwa pendidikan dan identitas budaya sama pentingnya dengan prestasi olahraga.
“Saya selalu mengajarkan Cataleya tentang asal-usulnya. Walaupun lahir dan besar di Belanda, dia harus tahu akarnya. Jika kelak bisa membela Timnas Indonesia, itu akan menjadi kebanggaan besar bagi keluarga dan komunitas Maluku di Belanda,” ujarnya.
Sang ibu, Feby Umarella, yang lahir dan besar di Indonesia sebelum pindah ke Belanda, menekankan pentingnya dukungan keluarga.
“Sejak kecil Cataleya sudah aktif di sepak bola. Kami akan terus mendukung impiannya, termasuk jika itu berarti membela Timnas Indonesia. Ini juga bentuk cinta kami pada negeri ini,” kata Feby.
Diketahui, Cataleya bermain di klub FC Hedel, memperkuat tim JO13 (junior pria di bawah usia 13 tahun) yang berkompetisi di level Hoofdklasse — salah satu kasta amatir tertinggi di bawah divisi profesional di Belanda.
Menghadapi pemain pria sebaya yang umumnya lebih kuat secara fisik, Cataleya mengandalkan teknik, kecepatan, dan visi bermainnya untuk bersaing.
Ia berlatih dua kali seminggu bersama tim, dan bertanding sekali setiap akhir pekan di kompetisi resmi.
Selain itu, Cataleya juga mengikuti latihan tambahan di Football Academie “JGO4IT” seminggu sekali, di bawah bimbingan pelatih-pelatih profesional.
Pengalaman bermainnya tidak berhenti disitu, Cataleya pernah dipilih untuk memperkuat tim gabungan bakat regional di turnamen wanita U-15, menghadapi klub-klub besar seperti Ajax dari Belanda dan Club Brugge dari Belgia.
Bermain melawan tim-tim profesional di usia muda memberinya pelajaran berharga tentang intensitas, taktik, dan mental bertanding di level tinggi.
Adapun, NOA Indonesia sendiri adalah lembaga yang berafiliasi dengan Komite Olimpiade Nasional Indonesia (NOC Indonesia), dan bagian dari jaringan International Olympic Academy (IOA) yang bermarkas di Yunani.* (03-M)
