Ambon,Tajukmaluku.com-Betty Epsilon Idroos, nama yang tak asing di dunia kepemiluan Indonesia, kini menjabat sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI periode 2022-2027. Sebagai satu-satunya perempuan yang berhasil melewati uji kelayakan dan kepatutan di Komisi II DPR, Betty menjadi bukti nyata bahwa kompetensi dan integritas mampu menembus berbagai hambatan.
Lahir di Medan pada 22 Maret 1979, Betty tumbuh sebagai anak berprestasi. Ia mencetak Nilai Ebtanas Murni (NEM) tertinggi di sekolah dasarnya, menandai awal dari perjalanan akademis gemilang. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP dan SMA Negeri di Medan, ia diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur prestasi. Di kampus ini, Betty meraih gelar Sarjana Sosial Ekonomi sebelum melanjutkan studi magister di Universitas Indonesia dengan jurusan Ilmu Politik, berkat beasiswa bergengsi dari IIEF Ford Foundation.
Betty mulai aktif berorganisasi sejak masa kuliah. Bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ia kemudian memimpin Korps HMI-Wati (KOHATI) PB HMI periode 2006-2008. Aktivismenya tak hanya terbatas pada HMI. Ia juga terlibat dalam Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan menjadi Asisten Peneliti di LP3ES.
Kecintaannya pada isu demokrasi dan hak asasi manusia membawanya ke Indonesian Centre for Democracy and Human Rights (Demos) pada 2002. Betty juga menjadi sukarelawan UNFREL pada Pemilu 1999 di Jasinga, Bogor, dan terlibat dalam program pendidikan pemilih bagi mahasiswa pada 2004.
Betty memulai karir profesionalnya di ranah kepemiluan sebagai Tenaga Ahli Bidang Kepemiluan dan Otonomi Daerah di Komisi II DPR RI (2009-2013). Pada 2013, ia resmi terpilih menjadi Komisioner KPU Provinsi DKI Jakarta, dan pada periode 2018-2023, ia memimpin sebagai Ketua KPU DKI.
Di bawah kepemimpinannya, KPU DKI Jakarta berhasil mengelola berbagai tantangan pemilu, termasuk meningkatkan partisipasi pemilih di ibu kota. Keberhasilannya ini turut menjadi modal utama dalam meraih posisi Komisioner KPU RI, di mana ia terus mengupayakan inovasi dan transparansi dalam penyelenggaraan pemilu.
Betty juga mendapat perhatian internasional. Pada 2010, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengundangnya untuk mempelajari sistem pemilu di berbagai negara bagian. Undangan ini merupakan penghargaan atas kiprahnya sebagai perempuan yang aktif dalam isu demokrasi dan pemilu di Indonesia.
Betty Epsilon Idroos adalah inspirasi bagi generasi muda, terutama perempuan, untuk berani terjun ke ranah yang menantang seperti politik dan kepemiluan. Jejak karirnya menunjukkan bahwa dengan pendidikan, integritas, dan keberanian, seseorang mampu menembus batas-batas tradisional dan membawa perubahan nyata bagi masyarakat.
Melalui perannya sebagai Komisioner KPU RI, Betty terus membuktikan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menciptakan demokrasi yang inklusif dan berkeadilan. Perjalanannya adalah bukti nyata bahwa keberanian untuk bermimpi besar dapat mengubah sejarah.*Redaksi