Awal abad ke-20. Dunia mengenalnya sebagai visioner, pencipta arus listrik bolak-balik, dan simbol kejeniusan ilmiah. Namun, di balik mitos kejayaan itu, Tesla adalah sosok yang terisolasi, sering dieksploitasi, dan membuat banyak keputusan buruk yang menghancurkan hidupnya sendiri. Ia menolak kekayaan, terlalu percaya pada janji-janji investor yang mengkhianatinya, dan menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dalam kemiskinan di kamar hotel kecil. Yang lebih aneh, Tesla memiliki hubungan emosional yang mendalam dengan seekor merpati putih dan mengklaim bahwa ia “mencintainya seperti seorang pria mencintai wanita.”
Bagaimana seorang inovator brilian bisa berakhir tragis seperti ini?
Sekilas Tentang Tesla
Nikola Tesla lahir pada 10 Juli 1856 di Smiljan, Kekaisaran Austria (sekarang Kroasia). Ayahnya, Milutin Tesla, adalah seorang pendeta Ortodoks dan penulis, sedangkan ibunya, Đuka Mandić, memiliki bakat dalam menciptakan peralatan rumah tangga sederhana yang memengaruhi ketertarikan Tesla pada teknik.
Sejak kecil, Tesla menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menghafal dan pemahaman teknis. Ia bersekolah di Gimnasium Karlovac, di mana ia tertarik dengan fisika dan listrik. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Teknik Graz dan Universitas Praha, meskipun tidak menyelesaikan studinya secara resmi karena alasan keuangan.
Nikola Tesla adalah salah satu ilmuwan paling berpengaruh di abad ke-20, dikenal atas kontribusinya dalam pengembangan listrik arus bolak-balik (AC) yang menjadi dasar bagi sistem kelistrikan modern. Selain itu, ia juga memiliki peran besar dalam perkembangan teknologi radio, sinar-X, hingga konsep internet nirkabel. Namun, meskipun memiliki kejeniusannya yang luar biasa, kehidupan pribadi Tesla jauh dari kata bahagia.
Dikhianati Edison
Pada awal kariernya, Tesla bekerja di berbagai perusahaan listrik di Eropa sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1884. Ia mulai bekerja di perusahaan milik Thomas Edison, yang pada saat itu mendukung sistem arus searah (DC). Tesla diberikan tugas untuk meningkatkan efisiensi generator DC milik Edison, dengan janji imbalan sebesar $50.000 jika berhasil.
Setelah menyelesaikan tugasnya, Tesla meminta imbalan yang dijanjikan, tetapi Edison hanya menertawakannya dan berkata, “Tesla, kamu tidak memahami humor orang Amerika.” Sebagai gantinya, Edison hanya menawarkan kenaikan gaji kecil. Merasa dikhianati, Tesla akhirnya keluar dari perusahaan Edison dan mulai mengembangkan sistem arus bolak-balik (AC) yang lebih efisien.
Tesla kemudian bekerja sama dengan George Westinghouse untuk memopulerkan teknologi AC, yang menjadi bagian dari “Perang Arus” melawan sistem DC Edison. Edison berusaha mendiskreditkan AC dengan kampanye negatif, termasuk demonstrasi eksekusi hewan, yaitu gajah menggunakan listrik AC untuk menunjukkan bahayanya. Namun, sistem AC akhirnya terbukti lebih unggul dalam mendistribusikan listrik jarak jauh dan menjadi standar global.
Selain listrik AC, Tesla juga mengembangkan berbagai teknologi inovatif, termasuk pemancar radio, konsep tenaga bebas (free energy), dan Wardenclyffe Tower, yaitu sebuah proyek yang bertujuan mentransmisikan listrik tanpa kabel ke seluruh dunia. Sayangnya, proyek ini dihentikan akibat kurangnya dana dan hilangnya dukungan dari investor seperti J.P. Morgan, yang menyadari bahwa listrik tanpa kabel tidak akan menguntungkan secara komersial.
Inovasi ditengah Kemiskinan
Sepanjang hidupnya, Tesla lebih memprioritaskan inovasi dibandingkan keuntungan materi. Ia sering kali menolak untuk mematenkan atau memonetisasi sebagian besar temuannya, membuatnya jatuh ke dalam kesulitan finansial.
Kepedulian Tesla terhadap manusia terbukti dari dedikasinya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, dan tidak hanya memikirkan uang. Tesla bahkan pernah berkata
“Uang tidak berarti bagiku. Semua uang yang kudapatkan kukerahkan pada penelitian untuk menemukan sesuatu yang membuat manusia dapat hidup dengan lebih mudah”
Tesla juga membuat beberapa penemuan, yaitu mesin gempa bumi buatan, radio, kamera pikiran, energi nirkabel, remote kontrol, dan lainnya. Banyak idenya juga dicuri atau digunakan tanpa izin, seperti kasus Guglielmo Marconi yang mendapatkan penghargaan atas penemuan radio, meskipun Tesla telah memiliki paten sebelumnya.
Di usia senja, Tesla hidup dalam kemiskinan dan kesepian. Ia tinggal di Hotel New Yorker tanpa uang yang cukup untuk membayar sewa, yang akhirnya ditanggung oleh sahabatnya, Westinghouse. Tesla juga mengalami gangguan obsesif-kompulsif (OCD) yang semakin parah, serta menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap burung merpati. Ia bahkan mengklaim memiliki hubungan emosional khusus dengan salah satu merpati yang dianggapnya sebagai “cinta dalam hidupnya.”
Tesla meninggal pada 7 Januari 1943 di kamar hotelnya dalam keadaan sepi dan miskin. Ia ditemukan tergeletak di tempat tidurnya oleh seorang pelayan hotel. Penyebab resmi kematiannya dinyatakan sebagai serangan jantung, namun banyak teori konspirasi yang berkembang mengenai akhir hidupnya.
Salah satu teori menyebutkan bahwa Tesla dibunuh oleh agen rahasia karena proyek-proyek rahasianya, seperti senjata “death ray” yang diklaim mampu menghancurkan target dari jarak jauh dengan energi listrik. Dokumen-dokumennya segera disita oleh FBI tak lama setelah kematiannya, menimbulkan spekulasi bahwa pemerintah AS berusaha menyembunyikan atau mengambil alih penelitian Tesla untuk kepentingan militer.
Meskipun Tesla meninggal dalam kondisi miskin, warisannya tetap hidup. Teknologi yang ia rintis masih digunakan hingga saat ini, dan banyak orang mengakui bahwa ia adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah. Pengaruhnya dalam dunia sains dan teknologi terus berkembang, membuktikan bahwa warisan sejati Tesla bukanlah uang atau kekayaan, melainkan pengetahuan yang ia tinggalkan untuk umat manusia.