Malteng,Tajukmaluku.com-Komunitas Cahaya Dari Timur (CDT) merintis langkah awal untuk pelaksanaan Ekspedisi Negeri Pengabdian Masyarakat (ENPM) Volume I di Pulau Sjahrir, RT 004, Negeri Administratif Selamon, Kecamatan Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Rencana ekspedisi ini diproyeksikan berlangsung pada Agustus 2025.
Dalam kunjungan resmi pada Selasa, 22 April 2025 lalu, rombongan CDT diterima langsung oleh Kepala Pemerintahan Negeri Administratif Selamon, Idzhar Amry. Dalam pertemuan tersebut, CDT mengajukan Pulau Sjahrir sebagai lokus kegiatan pengabdian berbasis sosial dan kemasyarakatan yang mencakup lima sektor prioritas: penyediaan air bersih, pendidikan kepulauan, pemberdayaan dan kesehatan.
Idzhar menyampaikan apresiasi atas inisiatif CDT. Menurutnya, kehadiran komunitas ini jadi angin segar bagi masyarakat yang selama ini hidup dalam keterbatasan, terutama akses terhadap air bersih.
“Kami menyambut baik niat CDT. Permasalahan terbesar kami adalah air bersih. Selama ini warga hanya mengandalkan tadah hujan, air hujan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini sudah berlangsung” ujar Idzhar kepada CDT Comunity.
Direktur Cahaya Dari Timur Community, Rizki Kabakoran, menjelaskan bahwa pihaknya memilih Pulau Sjahrir bukan tanpa alasan. Menurutnya, pulau ini mencerminkan tantangan yang dialami banyak daerah terpencil di Maluku. Terisolasi, kurang akses, dan tertinggal dalam pembangunan dasar.
“ENPM ini dirancang sebagai ruang belajar bersama. Kami akan membawa tim lintas sektor untuk melakukan pengabdian langsung berbasis kebutuhan masyarakat. Fokus awal kami adalah air bersih dengan pendekatan teknologi ‘air langit’, yang memungkinkan pemanenan air hujan secara efisien dan higienis,” kata Rizki.
Rizki juga menambahkan bahwa program ini akan dilakukan secara partisipatif, dengan melibatkan warga setempat sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Tujuannya bukan hanya menyelesaikan masalah sementara, tetapi menciptakan kemandirian dan keberlanjutan.
Ekspedisi ini ditargetkan berlangsung selama beberapa pekan pada Agustus 2025, dan akan melibatkan relawan yang terhimpun dari berbagai disiplin ilmu, serta tenaga medis yang difasilitasi langsung oleh CDT.
Pulau Sjahrir sendiri merupakan salah satu kawasan terluar di gugusan Kepulauan Banda yang belum tersentuh akses air bersih secara memadai. Selain masalah air bersih, wilayah ini juga menghadapi tantangan dalam hal pendidikan dan layanan kesehatan. Padahal Pulau Sjahrir juga menjadi spot wisata terbaik di Pulau Banda.
Dengan dimulainya proses pengajuan dan koordinasi ini, CDT berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Kementerian terkait, hingga pihak swasta.
“Ini adalah komitmen kemanusiaan. Kami ingin menunjukkan bahwa wilayah terpencil seperti Pulau Sjahrir juga berhak atas perhatian dan solusi nyata, apalagi pulau ini sering jadi spot wisata bagi para wisatawan domestik atau mancanegara,” tutup Rizki.*(01-F)