back to top

Abdul Haris Wally dan Solusi Kepemimpinan Buru Selatan

Date:

Oleh: Yunasril Lagaleb

Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak telah memasuki babak kampanye yang dilakukan oleh para calon Kepala Daerah di setiap wilayahnya.

Berbagai intrik dan juga janji kampanye yang menjadi “senjata” dalam memenangkan pertarungan di atas ring Pilkada telah dipersiapkan untuk mendulang suara terbanyak sebagai syarat mutlak demi memenangkan kontestasi tersebut.

Intrik dan instrumen yang dilakukan tim kampanye dan/atau tim pemenangan dalam menerjemahkan visi misi calon kepala daerah (Cakada) dilakukan dengan pola dan metode yang tentunya sejalan dan berdasarkan kebutuhan masyarakat.

Tentunya, ini menjadi sebuah kewajaran dalam sebuah sistem demokrasi yang dianut dalam irama politik di Indonesia.

Euforia para cakada dan juga tim pemenangannya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya.

Terlepas dari itu semua, tentu bahwa para cakada tersebut akan memaksimalkan segala bentuk potensi yang dimilikinya, baik itu partai politik sebagai mesin penggerak maupun tim pemenangannya, yang berasal dari berbagai unsur dari kalangan masyarakat.

Politik dan Kemajuan Daerah

Sejak beribu abad lalu, Aristoteles yang kita kenal bersama sebagai salah satu filsuf besar dari Yunani dengan konsepnya tentang manusia sebagai Zoon Politikon (binatang politik) itu pernah menyebutkan bahwa: “Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama”.

Kini, pada tahun 2024, yang kerap diistilahkan menjadi ‘tahun politik’ merupakan interpretasi dari pembicaraan masyarakat dari warkop (warung kopi) ke warkop.

Hal ini tentunya merujuk dari pesta demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia tahun 2024 mulai dari Pemilu (Pilpres dan Pileg) sampai Pilkada (Gubernur dan Bupati/Walikota) nanti pada 27 November 2024.

Pemilu dalam konteks Pilpres dan Pileg telah usai dengan dinamika yang begitu kompleks. Saat ini, Pilkada serentak pun telah memasuki tahap masa kampanye setelah penyelenggara Pilkada telah menetapkan para cakada di wilayah masing-masing.

Eskalasi Politik dalam konteks Pilkada tentunya berbeda dengan nuasan Pilpres dan Pileg. Pilkada lebih mengarah pada politik etis dalam kerangka pembangunan daerah, baik itu skala Provinsi hingga Kabupaten/Kota.

Benar bahwa putusan mengenai masa depan daerah ada pada keputusan politik, di mana pengambilan keputusan tertinggi dalam pesta demokrasi skala daerah ada pada Pilkada.

Isu primordial kedaerahan menjadi trending topic sehingga para calon tentunya akan menggunakan metode ini yang dikemas dengan visi misi yang lebih moderen dan berdasar pada kebutuhan masyarakat kekinian.

Setiap daerah pasti memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri yang berdasar pada letak geografis dan juga variabel sosio-kultural yang ikut memengaruhi pilihan politik.

Setiap masyarakat pun tentunya ingin agar daerah yang mereka tempati, laju pembangunannya, senantiasa berkembang dan meningkat sehingga ikut memengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Hal ini sejalan dengan teori pembangunan ekonomi, di mana salah satu variabel penunjang kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh kelengkapan infrastruktur sebagai penunjang utamanya.

Ya, politik dan ekonomi senantiasa beriringan satu sama lainnya. Putusan yang tertuang dalam kebijakan merupakan produk politik yang imbasnya tentu memengaruhi sendi kehidupan termasuk dalam hal ekonomi dan pembangunan.

Abdul Haris Wally dan Pembangunan yang Berkelanjutan (Sustainable)

Sosok Abdul Haris Wally menjadi daya tarik tersendiri dalam kontestasi Pilkada di Kabupaten Buru Seletan atau daerah yang bertajuk Lolik Lalen Fedak Fena. Berbekal sebagai komisaris sekaligus mantan Sekretaris Jendral PB PMII, sosok Abdul Haris Wally atau kerap di sapa “Ahwa” diyakini akan memberikan warna tersendiri dalam momentum Pilkada di Bumi Lolik Lalen Fedakfena.

Berbekal segudang prestasi ketika menjabat sebagai Komisaris di berbagai perusahan serta sejuta pengalaman aktivismenya, Ahwa diyakini akan membawa perubahan yang signifikan dalam arah pembangunan Buru selatan.

Sosok bersahaja dan dekat dengan masyarakat menjadi karakter yang melekat pada diri Ahwa sekaligus ciri kepemimpinan yang inklusif, di mana model kepemimpinan ini menjadi kebutuhan utama dalam memimpin sebuah wilayah.

Selain itu, jiwa visioner serta adaptif dalam melihat perubahan zaman tentunya juga dimiliki oleh Ahwa. Buru Selatan membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki ciri kepemimpinan inklusif, adaptif serta visioner dalam menyongsong masa depan di Buru Selatan.

Dengan visi dan misinya yang mengarah pada pembangunan infrastruktur dan kawasan berkualitas berbasis teknologi informasi baik fasilitas Jalan Raya, Fasilitas Kesehatan, Sarana Pendidikan, Sarana Perikanan dan Pertanian, hingga tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan bersih (Clin Governance) sebagai bagian dalam arah pembangunan yang berkelanjutan (sustainability).

Abdul Haris Wally memahami potensi besar yang dimiliki oleh Buru Selatan sebagai penopang kemajuan daerah di kawasan timur Indonesia khususnya di Provinsi Maluku.

Selain pembangunan infrastruktur, Abdul Haris Wally dalam visi dan misinya pun mengarah pada peningkatan pembangunan suprastruktur yang mengarah pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (human resource) seperti peningkatan kualitas pendidikan yang moderen yang menyandingkannya dengan local genius (adat istiadat dan tradisi) masyarakat Buru Selatan dan juga peningkatan layanan kesehatan sebagai bagian dari upaya menjadikan Buru Selatan sebagai Kabupaten, di mana masyarakatnya memiliki tingkat semangat hidup di atas rata-rata.

Kemampuan leadership dalam diri Abdul Haris Wally diyakini sebagai sosok yang dibutuhkan masyarakat Buru Selatan.

Spirit kemajuan daerah sebagai penopang utama masa depan Indonesia merupakan modal utama yang dimiliki Abdul Haris Wally. Dengan berbagai prestasi serta jejaring yang luas hal ini tentu menjadi trobasan dalam terwujudnya Buru Selatan yang Maju, Mandiri, Berbudaya dan sejahtera Melalui Pengelolaan Sumber daya alam yang berkelanjutan (sustainability).

Dengan demikian, inilah yang menjadikan sosok Abdul Haris Wally sebagai jawaban akan berbagai pertanyaan masyarakat terkait masa depan masyarakat Buru Selatan di masa yang akan datang.

Penulis adalah Aktivis Penerus Bipolo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

Rekomendasi
Terkait

PLN UIW MMU Salurkan 68 Hewan Kurban untuk Masyarakat Maluku dan Maluku Utara

Ambon,Tajukmaluku.com-Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah,...

Tambang PT Batulicin di Kei Besar Langgar UU Pulau Kecil, DPRD Maluku Diminta Panggil Gubernur

Ambon,Tajukmaluku.com-Aktivitas penambangan pasir dan batu oleh PT Batulicin Beton...

Anggota Dewan Rawidin Ode Dilaporkan Soal Dugaan Penggelapan Uang Miliaran Rupiah

Ambon,Tajukmaluku.com-Ketua Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Yos Sudarso...

KPU Kota Kembalikan Rp13 M Lebih Sisa Dana Hibah ke Pemkot Ambon

Ambon,Tajukmaluku.com-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Ambon telah mengembalikan sisa...