Ambon,Tajukmaluku.com-Kelangkaan minyak tanah kembali menjadi persoalan mendesak di Maluku, khususnya di Kota Ambon. Harga minyak tanah di sejumlah wilayah kota ini melonjak drastis hingga mencapai Rp 14.000 per liter, jauh di atas harga eceran resmi yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ini tidak hanya memberatkan masyarakat kecil, tetapi juga mengancam stabilitas kebutuhan energi rumah tangga.
Ketua lembaga Nanaku Maluku, Usman Bugis menyatakan sikap keras terhadap PT. Jaris Inti Kerosine sebagai Agen Minyak Tanah (AMT) resmi yang bertanggung jawab atas distribusi di Kota Ambon. Menurutnya, kinerja PT. Jaris Inti Kerosine perlu dievaluasi secara menyeluruh oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“PT. Jaris Inti Kerosine sebagai agen penyalur telah gagal memastikan pasokan minyak tanah yang stabil dan terjangkau untuk masyarakat. Kelangkaan ini bukan hanya soal teknis distribusi, melainkan bukti adanya ketidakseriusan dalam pengelolaan tanggung jawab publik. Kami mendesak Menteri ESDM segera mengevaluasi kinerja PT. Jaris Inti Kerosine dan seluruh agen penyalur BBM di Ambon,” tegas Usman Bugis dalam pernyataannya kepada Media Tajukmaluku.com. Selasa (17/12/2024)
Kelangkaan minyak tanah di Ambon tidak hanya berdampak pada sektor rumah tangga, tetapi juga aktivitas ekonomi mikro seperti usaha kecil menengah (UKM) yang sangat bergantung pada bahan bakar ini. Beberapa warga mengaku harus mengantre panjang hingga berjam-jam hanya untuk mendapatkan satu atau dua liter minyak tanah.
“Pemerintah harus menjawab, mengapa distribusi minyak tanah menjadi kacau? Ini persoalan hidup masyarakat kecil. Kementerian ESDM harus bertindak tegas terhadap para agen penyalur, termasuk PT. Jaris Inti Kerosine,” lanjut Usman Bugis.
Nanaku Maluku mencatat bahwa harga minyak tanah yang melonjak bukanlah kali pertama terjadi di Ambon. Pola ini selalu berulang tanpa ada solusi konkrit dari pemerintah maupun pihak agen penyalur. Bahkan, indikasi adanya permainan harga di tingkat distribusi patut diselidiki lebih lanjut.
Lembaga Nanaku Maluku mendesak tiga langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ini:
1.Evaluasi Agen Penyalur: Kementerian ESDM harus melakukan audit menyeluruh terhadap kinerja PT. Jaris Inti Kerosine dan agen penyalur lainnya di Ambon.
2.Pengawasan Ketat Distribusi: Pemerintah daerah bersama pihak berwenang perlu memperketat pengawasan distribusi minyak tanah agar tidak terjadi penyimpangan.
3. Penyesuaian Harga: Pemerintah harus memastikan harga minyak tanah di Ambon kembali ke standar yang terjangkau masyarakat.
“Dalam waktu dekat Kami akan surati DPRD Provinsi Maluku dan juga Menteri ESdm agar masyarakat Maluku mendapatkan hak atas energi yang murah dan terjangkau. Pemerintah pusat dan daerah harus hadir untuk memastikan kebutuhan dasar ini tidak dijadikan ajang keuntungan sepihak,” tutup Usman Bugis.*Redaksi