Ambon,Tajukmaluku.com-INPEX telah menunjuk PT.Adhi Karya salah satu BUMN sebagai pelaksana pembangunan EPC kilang LNG di Desa Lermatang, Kepulauan Tanimbar. Selasa,12 Agustus 2025.
Tahap konstruksi dimulai 2026 meliputi pekerjaan land clearing diatas 1.600 hektare lahan dari total 5.000 hektare area konstruksi, termasuk dermaga LNG dan fasilitas pendukung.
Itu berarti Pemprov Maluku dan 11 kabupaten/kota hanya punya waktu setahun menyiapkan Sumber Daya Lokal (SDM) lokal.
Pegiat sosial Maluku, Joe Noya mengatakan, dalam tahap ini Maluku tidak akan mendapatkan keuntungan apapun, jika pemerintah provinsi tak segera menyiapkan SDM yang mumpuni.
Sebab, infrastruktur dasar di Tanimbar sangat terbatas, dan sebagian besar pekerjaan jenis fabrikasi yang sudah pasti akan dialihkan ke fasilitas BUMN di Pulau Jawa.
Sementara itu, Maluku punya angka pengangguran terbuka capai 60 ribu orang dengan rincian 11 ribu tenaga kerja di ring satu (Tanimbar dan lima kabupaten/kota sekitar) dan 49 ribu di ring dua (Ambon dan enam kabupaten/kota lainnya).
“Ini berpotensi dilatih dan jika lulus sebagian bisa mengambil peran-peran di tahap kontruksi awal ini,” ujar Noya kepada Tajukmaluku.com.
Menurut Noya, ke depan INPEX membutuhkan para pekerja trampil tersertifikasi, ada 150 sertifikasi kompetensi dari sekitar 300 yang tersedia.
“Skema pelatihan dibagi tiga: Level 3 di Tanimbar, Level 2 di Ambon, dan Level 1 di Pulau Jawa. Setelah sertifikasi, peserta akan magang sebelum ditempatkan di proyek: Level 1 di fabrikasi, Level 2 dan 3 di konstruksi sipil Lermatang,” ungkapnya.
Fase EPC konstruksi akan menyatukan seluruh kru Level 1–3 di proyek darat Lermatang hingga selesai pada 2029.
“Tanpa langkah cepat Pemda menyiapkan SDM, peluang kerja di proyek raksasa ini berisiko jatuh ke tenaga kerja luar Maluku,” tandasnya.*(01-F)